Selasa, 30 April 2019

Pacuan Kuda Tradisional Bima, Kembali Digelar 06 - 14 Juli 2019

Pacuan Kuda Tradisional Bima, Photo by @Firna Interisti
Kabupaten Bima akan kembali menggelar Lomba Pacuan Kuda Tradisional di bulan Juli 2019 ini di Arena Pacuan Kuda Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Event pacuan kuda ini dilakasanakan dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Bima yang ke 379 dan HUT Bhayangkara yang ke-73, serta tiga Tahun Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri, SE dan Drs. H. Dahlan M. Noor, yang dilabel sebagai KAPOLDA NTB CUP.

Pendaftaran  akan diadakan pada tanggal 30 Juni - 04 Juli 2019
Pengukuran  30 Juni - 04 Juli 2019
Babak Penyisihan  tanggal 06 - 11 Juli  2019
Babak Semi final tanggal 13 Juli 2019
Babak Final dan Penutupan tanggal 14 Juli 2019

Arena Pacuan Kuda Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima,
Photo by @Firna Interisti 


Lomba ini akan diikuti oleh kuda-kuda pacu terkenal dari seluruh Pulau Sumbawa, Pulau Lombok dan Juga dari Pulau Sumba dengan memperlombakan 14 kelas. Kelas-kelas yag dilombakan terdiri dari kelas TK, OA, OB, Tunas Harapan A, Tunas Harapan B, Tunas A, Tunas B, Tunas C, Dewasa A, Dewasa B, Dewasa C, Dewasa D, Dewasa E, dan Dewasa F (Klas Eksebisi), serta memperlombakan 6 (enam) kategori kejuaraan umum. Panitia Pada event kali ini merupakan Kolaborasi yang baik antara Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Polres Kabupaten Bima, dan PORDASI Kabupaten Bima yang dikomandani oleh Kapolres Kabupaten Bima AKBP Bagus S. Wibowo. S.I.K.


Serunya pacuan kuda tradisional Bima, Photo by +Fazlur Yudhi Rahman 
Lomba Pacuan Kuda Tradisional ini akan memperebutkan hadiah berupa 13 unit sepeda motor, 21 ekor sapi, 20 unit kulkas dua pintu serta 66 unit kulkas 1 pintu. Yang jelas, lomba pacuan kuda kali ini akan dilaksanakan sebaik mungkin da dikemas se-menarik mungkin sehingga memiliki daya tarik tersendiri terutama bagi para wisatawan, para penggemar pacuan kuda, para peternak kuda, pedagang kaki lima, para pengarajin kelengkapan kuda pacu serta masyarakat umum.

Event Pacuan Kuda ini diharapkan mampu menumbuhkembangkan ekonomi kreatif masyarakat Kabupaten Bima serta pelestarian budaya dalam rangka menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Bima, yang akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat pada sektor yang mendukung Pariwisata.



Panitia berencana membuat stand-stand khusus bagi para pedagang kaki lima dan pengrajin kelengkapan kuda pacu agar mereka bisa menjual hasil karya nya sehingga dapat menumbuhkan geliat perekonomian masyarakat kelas bawah.


Joki cilik beraksi, Photo by +Fazlur Yudhi Rahman 
Pacuan kuda Bima sangatlah menarik karena diadakan secara tradisional dan dibedakan antara kuda lokal Bima dengan kuda sandelwood. Dan yang paling menarik untuk disaksikan adalah kelincahan dn kecekatan para joki cilik dalam mengendalikan kuda. Karena pacuan kuda di Bima khususnya dan di seluruh Pulau Sumbawa umumnya selalu menggunakan Joki-joki cilik yang nota bene berusia rata-rata 6 - 10 tahun.



Bagi para penggemar pacuan kuda dan bagi teman-teman yang ingin menyaksikan langsung keunikan pacuan kuda tradisional Bima serta ingin menyaksikan langsung kehebatan Joki cilik Pulau Sumbawa, segera catat dalam agenda anda event ini, dan event ini sangat recomended

Dan Pagi Para pemilik kuda pacu di NTB, NTT dan daerah-daerah lainnya yang berminat, segera daftarkan kuda anda. (Masykur Romeo/Adventure Zone)








Sabtu, 02 September 2017

Pantai Toro Mbala, Kabupaten Bima, The Amazing Beach With Reddish Sand


    
Perairan Selat Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat yang terkenal dengan arus laut yang aktif memang menyimpan potensi yang luar biasa. Di samping potensi sumber daya hayati laut yang melimpah dan sangat beragam, juga menyimpan keindahan alam yang tiada tanding nya. Antara lain gugusan pulau kecil nan eksotis, Pantai yang indah dengan pasir yang menawan, sampai pada keindahan bawah laut dengan terumbu karang yang cantik dan beragam.


Salah satu pantai nan eksotis yang hanya ada sedikit di dunia Salah satu pantai nan eksotis yang hanya ada sedikit di dunia (tidak sampai 10) yaitu Pantai Toro Mbala yang secara Administratif berada pada wilayah Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Kecamatan paling timur dari Kabupaten Bima ini  merupakan bagian tak terpisahkan dari hamparan permadani keindahan Pulau Sumbawa.


Pantai dengan hamparan pasir sepanjang lebih kurang 300 meter ini membentang indah dengan arah garis pantai tenggara - barat laut yang dikelilingi oleh perbukitan dengan litolgi berupa batugamping terumbu dan batugamping tufaan. Bentangan dataran pantai ini dibagi dua oleh sebuah tanjung kecil yang terdiri dari bagian barat laut sekitar 30% dan bagian tenggara sekitar 70%. Tanjung kecil nan elegan inilah yang oleh nenek moyang kita nelayan lokal Sape menyebutnya dengan sebutan Toro Mbala (dalam bahasa Bima, Toro=Tanjung, Mbala=halus atau gundul karena jejak kaki seperti hal nya jalan setapak yang sering dilewati).


Secara kasat mata pantai ini tersusun atas endapan pasir pantai yang berwarna putih kemerah-merahan (pink) dengan ukuran butir pasir sangat halus sampai halus. Secara umum bentuk butir mebulat dengan komposisi utama pecahan koral merah (Red Algae) dan butiran fosil yang diperkirakan merupakan fosil Globigerina dan Globigerinoides.



Ada dua alternatif untuk mencapai Lokasi ini, yaitu akses lewat darat dan akses lewat laut. Akses lewat darat, dari kota Bima menuju Sape dengan kendaraan Roda empat atau roda dua bisa ditempuh dalam waktu lebih kuran 1 jam, kemudian dari Sape menuju Pantai Toro Mbala ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dengan waktu tempuh sekitar 2 jam baru bisa menggunakan motor jenis trail (ini hanya biasa dilakukan oleh komunitas terabas) dan pengunjng umum biasanya kesulitan jika lewat jalur darat karena akses menuju lokasi baru berupa jalur terabas. 


Dan jalur akses yang paling umum digunakan adalah melalui jalur laut. Akses ini dapat dilakukan dengan mencarter boat penumpang yang ada di Pelabuhan ASDP Sape atau dengan mencarter boat nelayan yang ada di Pelabuhan Pelelangan Ikan Gusung Bugis Sape dengan harga bervariasi tergantung negosiasi dan keadaan boat, mulai dari 1 juta rupiah hingga 1,5 juta rupiah selama seharian (tanpa bermalam). Waktu tempuh rata-rata boat sekitar 1,5 jam, tetapi bisa lebih cepat jika menggunakan boat yang double engine, atau bahkan bisa kurang dari 1 jam jika menggunakan speed boat. Jangan lupa membawa air mineral dan bekal yang cukup, karena di sana belum ada orang yang jualan.


Mengarungi laut Teluk Sape selama lebih dari 1 jam, bagi pemula tentulah merupakan hal yang cukup mendebarkan, karena pada waktu-waktu tertentu angin cukup kencang bertiup dan menghasilkan gelombang yang agak besar serta beberapa saat menjelang lokasi arus laut nya cukup membuat jantung berdebar-debar. Tetapi dengan kelincahan nakhoda dan ketangguhan boat nelayan Sape, hambatan tersebut dengan mudah diatasi, apalagi wilayah ini merupakan wilayah tempat nelayan-nelayan tersebut meamancing ikan setiap hari. Jadi mereka sangat hafal dan sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.


Setelah satu jam melewati rintangan ombak dan arus laut, maka dari kejauhan mulailah terlihat secara perlahan hamparan pasir nan bersih dari balik sebuah tanjung. Imajinasi pun mulai bermain, degupan jantung pun sudah tiada lagi, wajah berseri pun tak terelakkan, membayangkan,,, mau ngapain aja ya ntar di sana.........nyeburrr......snorkeling.......main pasir......selfie....... ah....macam-macamlah......
Dan......wow..... dari tadi mata tak berkedip hanya memandang pasir pantai yang masih jauh,,, dan ternyata begitu mata tertuju ke arah air lautnya,,,,, bagaikan memandang sebuah rumah kaca yang bersih, air laut nya begitu jernih, sampai-sampai pada kedalaman beberapa meter pun, karang nya masih bisa terlihat dengan jelas...... Oh My God...... indahnya........ jadi pengen cepat-cepat nyebur dan bermain di sela-sela karang. Upss...... boat pun seakan-akan menabrak sesuatu, , , ternya sudah sampai dan membentur pasir pantai nan lembut.


Selanjutnya kita bisa melakukan aktivitas apapun sesuai keinginan kita sepErti umumnya yang dilakukan para wisatawan di pantai, tapi tentu saja tetap harus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan serta menjaga etika. 

Mau bermain pasir,,,, pasirnya sangat lembut, berwarna kemerahan apalagi dalam keadaan basah, semakin memerah, tapi pasirnya jangan dibawah pulang lho, nanti kandungan pasir merahnya berkurang, kelestariannya tetap harus dijaga, demi Pariwisata yang berkelanjutan.


Mau mandi-mandi,,, oke juga, airnya bersih, jernih dan adem, rasanya pengen lama-lama mandi sampai seharian kalau saja mata gak perih karena keasinan. Atau pengen snorkeling,,,, mantap juga, walaupun sebagian karangnya banyak yang rusak karena perilaku sebagian oknum nelayan yang tidak ramah lingkungan, tetapi di sana sini masih bisa kita jumpai karang-karang yang indah dan kita bisa selfie juga pake kamera under water . Mau outbond di atas pasir pantai,,, asyik juga, happy-happy dengan keluarga atau rombong,,, boleh juga, atau mau selfie di atas bukit yang mengelilingi pantai dengan latar belakang view pantainya,,,, sesuatu banget tuh......


Ah.....sepertinya banyak hal asyik bisa dilakukan di sini, di pantai yang indah ini. Tapi jangan sampai lupa waktu lho..... boat nya kan dicarter sampai sore, jadi harus siap-siap untuk kembali pulang. Segera beres-beres, merapikan semua perlengkapan, membersihkan sampah yang berserakan, tidak meninggalkan sesuatu selain jejak kaki, dan tidak mengambil sesuatu selain gambar.


Pulang yukkkk,,,,, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita akan ke sini lagi, karena pantai ini BEGITU INDAH dan akan semakin luar biasa jika direncanakan untuk menginap, bawa tenda, karena sunrise nya begitu LUAR BIASA.

Tunggu apa lagi, ayo guys..... AYO KE BIMA, Ayo ke Pantai Toro Mbala, yang orang-orang menyebutnya dengan Pantai Pink, yang menurut saya merupakan Pantai Pink Terindah dari 8 Pantai Pink yang ada di Dunia (Walaupun Pantai Pink yang di luar negeri baru lihat fotonya aja.... hehehe).
Credits to Anggota Adventure zone Bima dan Keluarga Aumni SMA N 1 Bima Angkatan 1990.
(Masykur Romeo/Adventure Zone Bima)

Senin, 29 Agustus 2016

GILIBANTA ISLAND, Pulau Misterius, Antara Mitos dan Keindahan




Gilibanta,,,, salah satu pulau yang masih dikategorikan besar yang berada di Perairan Selat Sape Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat ini seluruhnya tersusun atas batuan vulkanik tua, Terdapat banyak kerucut vulkanik, kubah lava purba, dan cekungan-cekungan yang menyerupai bekas kawah purba. Dengan keadaan morfologi seperti itu, Pulau Gilibanta seluruhnya diperkirakan merupakan Gunung Api purba seperti halnya Pulau SangeangApi yang berada di sebelah baratnya. 


Sebelum memutuskan untuk nge trip ke pulau ini, berbagai cerita serem yang membuat nyali ciut pun berulang kali kami dengar. Mulai dari arus laut yang kuat sampai-sampai kapal besar pun tidak mampu menahan ganas nya arus, arus pusaran yang bisa menenggelamkan kapal-kapal besar, kerajaan jin yang beada di dasar laut di salah satu bagian teluk, sampai pada cerita tentang kemunculan akhluk-makhluk astral penjaga pulau yang sering mengganggu pengunjung saat malam hari. Tetapi melalui perhitungan yang matang, terutama tentang kajian keadaan cuaca, perilaku arus laut dan gelombang, kajian tentang posisi bulan, kajian tentang waktu pasang surut air laut, serta konsultasi dengan nelayan Gusung Bugis yang biasa memancing di areal tersebut dan tidak lupa berdoa,, akhirnya kami pun, Tim Adventure Zone Bima, memutuskan waktu yang tepat dan trip pun dilaksanakan.


Walhasil, hanya dengan menggunakan boat kecil yang dinakhodai oleh Nelayan setempat, kami pun berangkat. Dan ternyata,,,,, apa yang menjadi bahan cerita yang menakutkan tersebut sama sekali tidak terbukti. Arus laut yang kuat, gelombang, angin dan arus pusaran sama sekali tidak ada, bukan takabur sih, tapi kita memang berangkat pada waktu yang tepat, waktu dimana hal-hal tersebut tidak terjadi.

Dan untuk lebih meyakinkan keadaan, kami memutuskan berlayar mengitari pulau. Perjalanan dimulai dari Pelabuhan TPI Gusung Bugis, Sape, Bima. Dengan menggunakan motor boat diesel double engine, hanya butuh waktu 1,5 jam untuk mencapai Pulau Gilibanta. Kami pun memutuskan untuk berlayar mengitari pulau melalui jalur utara terus ke timur mengitari pulau sampai kembali lagi ke So Ranggacina di bagian Baratdaya sebagai satu-satunya tempat yang paling aman untuk berkemah (Menurut informasi nelayan). Selama  berlayar mengitari pulau, kami disuguhkan oleh pemandangan yang sangat menakjubkan, Menikmati perbukitan savana dari kejauhan, tebing-tebing vulkanik yang kokoh, pantai-pantai dengan pasir putih yang indah serta beberapa pantai dengan pasir yang berwarna merah muda atau pink. 

Saat melewati bagian laut yang dangkal di bagian timur nya, kami dibuat berdecak kagum dengan keindahan terumbu karang yang terhampar luas yang bisa dinikmati dengan bebas dari atas boat. Hamparan terumbu karang ini sangatlah menggoda, dan kamipun berteriak,,,,, wow... di sini surga nya snorkeling neh......, Ayo kita snorkel dulu. Dan kamipun mampir untuk snorkeling sekalian menyiapkan makan siang. heheehhehe....


Pulau kecil ini jarang ditumbuhi pepohonan, hampir 80% merupakan dataran dan perbukitan savana yang ditumbuhi ilalang. Sejauh mata memandang, keindahan savana nya sangatlah memanjakan mata, dan begitu menggoda untuk terus berlama-lama berada di sini, apalagi jika berada di ketinggian terutama di puncak tertingginya. Wowww.......... keren banget guysss..... Ke segala arah mata memandang, kita bisa menikmati indahnya lekukan-lekukan teluk kecil dan tanjung-tanjung kecil yang mengeliling pulau membentuk alur yang berkelok-kelok dengan bentuk yang bervariasi, Kalau kita duduk berlama-lama di puncaknya, seakan-akan kita sedang duduk di punggung seekor binatang purba raksasa. Wuihhhhh........ indahnya......

Untuk mencapai puncak tertinggi tidaklah sulit, kita bisa mendakinya dari berbagai arah,,, Tetapi trekking yang paling mudah adalah dari arah selatan melalui So Ranggacina. Belum ada jalur trekking yang jelas sih, tapi pada saat pertama kali Tim Adventure Zone Bima melakukan trip ke sana, kita dengan mudah melakukan trekking tanpa harus tersesat dan membuat jejak untuk menjadi jalur trekking bagi pengunjung-pengunjung berikutnya. Trekkingnya gampang kok guys,,, karena Gilibanta walaupun merupakan pulau dengan banyak perbukitan dan pegunungan, tetapi hanyalah perbukitan dan pegunungan gundul dengan area terbuka. Dengan area terbuka ini, memudahkan kita untuk memilih jalur trekking yang mana aja serta bebas menikmati keindahan view nya dari berbagai arah, kapan saja dan dimana saja. Tidak bagusnya hanyalah, kita akan susah mencari pohon rindang untuk berteduh saat kepanasan, Walaupun ada pohon-pohon kecil, tetapi kita harus bergeser dari jalur trekking untuk bisa menjumpai pohon-pohon tersebut. Lelah sih,,,,, tetapi kelelahan itu semuanya akan terbayar lunas oleh keindahan view nya.

Begitu kita mencapai puncak,,, satu-satu nya kata yang terlontar hanyalah,,, "Subhanallah,,,, betapa indah ciptaanMU ya Allah....". Berdiri di puncak yang merupakan salah satu kerucut vulkanik  paling tinggi di situ, segala kelelahan sejenak terlupakan, ke segala arah mata memandang, kta bisa meihat hamparan laut nan indah bagaikan bentangan permadani biru. Memandang ke arah timur kita bisa menyaksikan angkuhnya Pulau Komodo yang terkenal dengan Binatang Purbanya, ke arah selatan kita bisa memandang Pulau kelapa nun jauh di sana serta ujung timur Pulau Sumbawa, ke arah barat, kita bisa memandang barisan pegunungan Pulau Sumbawa serta kokohnya Gunung Api Sangeang, dan ke arah utara, kita menyaksikan bentangan Laut Flores yang seakan tak bertepi. Hhhmmmmmm,,,,, rasa-rasanya kami gak ingin beranjak dari tempat ini, sekalian ingin menyaksikan betapa indahnya jika menyaksikan sang mentari perlahan bersembunyi di balik barisan Pegunungan Pulau Sumbawa di sore hari,, serta betapa indahnya menunggu detik-detik kemunculanya kembali esok pagi dari arah timur di atas bentangan laut yang luas. 


Tapi menyaksikan sunset dan sunrise itu baru sebatas khayalan, karena kami segera turun kembai ke arah patai, takut kemalaman, karena gak bawa tenda saat mendaki. Kamipun turun dengan disertai dendam..... hahaaha, dendam untuk kembali lagi di lain waktu, untuk menikmati moment yang tertunda.



Yuk Guyss,,,,,, kalau mengaku traveller,,,, apalagi yang suka tantangan,,, Gilibanta adalah tempat yang tepat untuk berpetualang dan masukkan dalam daftar destinasi anda. Adventure zone Bima akan menemani anda ke sana. 

Terima kasih anggota tim Zahra mahesa, April Aprianingsih, Erna Kusumawaty, Siphingisteria Twintnesha Yuanha, Siphingisteria Twintnesha yuanhie, Ferocactus Philosus, Ari Sudana, Dhennis Putra, Zackyr Scooter, Bobby Kecil, Emon, dan Nakhoda gokil Om Dien .... (Masykur Romeo/Adventure Zone)














Rabu, 17 Agustus 2016

Independence Day On Duwekasipahu, Lambitu Mountain, Bima




Pegunungan Lambitu di Kabupaten Bima, NTB adalah salah satu jalur pegunungan yang menyimpan begitu banyak keindahan, mulai dari ragam flora, air terjun, Kampung adat/Desa adat asli Bima, sampai pada pemandangan puncak pegunungan yang membuat mata tak mampu berkedip.

Salah satu puncak tertingginya adalah Puncak Duwekasipahu yang termasuk dalam kawasan Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima dengan ketinggian 980 mdpl. Dan kali ini Adventure Zone Bima memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71 di Puncak Duwekasipahu, puncak tertinggi di Desa Sambori, negeri di awan.


Tidaklah begitu sulit untuk mencapai daerah ini. Kota Bima dengan Kecamatan Lambitu di Kabupaten Bima dihubungkan oleh jalan darat beraspal. Dengan berkendaraan roda dua atau roda empat kita bisa langsung sampai di Ibukota Kecamatan Lambitu degan jarak tempuh lebih kurang 1 sampai 1,5 jam. Dari Ibukota kecamatan (kendaraan bisa diparkir di halaman kantor camat atau dititip di rumah warga) kita bisa memulai trekking pendakian menuju puncak.

Pendakian santai hanya memakan waktu 2 - 3 jam, dan sepanjang jalur pendakian tersuguh aneka pemandangan yang menarik, mulai dari nyamannya suasana hutan, sesekali diselingi perbukitan savana, ladang penduduk, dan view lembah dan pegunungan yang indah. Dan yang paling meakjubkan tentu saja adalah pemndangan di Puncaknya. Dari sini kita bisa menikmati seluruh wilayah Kabupaten Bima bagian tengah dari ketinggian. Sunst dan sunrise pun sangat lah indah untuk dinikmati.


Ada banyak bukit dan dataran gundul yang bisa kita pakai untuk mendirikan tenda di sini, pohon-pohon kecil yang bisa digunakan untuk mengikat hammock pun sangat mudah dijumpai. Di bagian lain dari lereng gunung nya kita bisa menjumpai sebuah mata air permanen yang bisa kita pakai untuk mandi serta mengambil air untuk masak dan minum. Suasana malam nya...... wow....... banget.....


Pagi harinya di tanggal 17 Agustus 2016, Rabu yang cerah, dengan penuh khidmat, kita pun mengibarkan Sang Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya di Langit Duwekasipahu, Lambitu, Bima.

Bagi yang menyukai view puncak, tempat ini sangat recomended,,,, yuk guys...... ayok berkunjung ke sini. Dan waktu kunjungan terbaiknya adalah di Bulan Oktober sampai Nopember, karena saat itu cuaca sangat cerah dan kita bisa menikmat sunrise yang luar biasa indahnya, matahari bagai berenang di atas lautan awan putih kejingga-jinggaan.

Yuk,,,,, catat dalam agendamu, Adventure Zone Bima siap memandu.(Masykur Romeo/Adventure Zone)








Jumat, 05 Agustus 2016

Telaga Goa Rangko, Telaga Bidadari Yang Tersembunyi



Goa Rangko adalah sebuah Goa gamping yang berbentuk rongga atau ruang bawah tanah dengan diameter lebih kurang 10 meter, kedalaman goa berkisar dari 3 - 10 meter, dengan pintu masuk berupa lobang se lebar lebih kurang 1,5 meter yang merupakan hasil dari runtuhan dinding goa. Di bagian atap goa banyak dijumpai stalagtit yang indah dan runcing-runcing, sedangakan di dasar goa bagian tengah ditemukan stalagmit-stalagmit yang berdiri tegak dan kokokh bagaikan pilar yang tegar. 
Yang paling menarik dari Goa ini adalah, adanya air di dasar goa yang membentuk sebuah sumur atau telaga kecil dengan diameter lebih kurang 6 meter dan kedalaman lebih dari 3 meter. Air dalam goa ini berupa air asin yang sangat jernih dan hangat, diperkirakan dasar goa berhubungan langsung dengan laut.
Telaga ini sangat indah dan jernih, bagaikan telaga tempat mandi nya para bidadari yang turun dari kayangan seperti dalam dongeng-dongeng. Kita bisa berfoto-foto dengan asyik di tempat ini, bahkan mandi dan berenang berputar-putar sampai lupa waktu. Ya.... walaupun dengan sedikit rasa was-was,,, kalau-kalau sewaktu-waktu muncul sesuatu yang aneh dari dasar atau tebing-tebing goa. Tapi itu hanya perasaan saja sih,, kenyataan nya setelah kita berenang sekian lama, keadaan tetap aman.
Waktu terbaik untuk datang ke goa ini adalah pada sore hari atau setelah jam 14.00, karena mulut goa menghadap ke barat. Pada saat sore hari sinar matahari bisa langsung menyinari bagian dalam goa menembusi pintu goa yang hanya selebar 1,5 meter. Pada saat sinar matahari menyinari dasar goa, maka air laut yang ada dalam goa dapat memantulkan cahaya sehingga menyinari seluruh ruangan goa, dan air di telaga akan kelihatan lebih jernih, berwarna hijau sampai kebiru-biruan, bahkan sinar matahari bisa tembus sampai ke bagian dasar goa yang lebih dangkal. 

Telaga goa Rangko merupakan salah satu spot yang sangat recomended untuk didatangi. Untuk sampai ke lokasi ini tidaklah terlalu sulit. Kita bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dari Kota Labuan Bajo sekitar 30 menit ke arah utara menuju sebuah desa kecil yaitu Desa Rangko. Desa Rangko adalah sebuah desa nelayan yang terletak di pesisir utara Labuan Bajo. Sesampai nya di Desa Rangko kita akan disambut denga ramah oleh penduduk desa. Desa yang damai, dengan pantai yang indah dan bersih, terdapat sebuah dermaga kecil. Dari atas dermaga ini kita juga bisa menikmati jernih nya air laut dengan karang-karang yang indah serta ikan-ikan yang berenang ke sana kemari. Kita juga bisa mandi dan berenang di dermaga ini. 

Dari Dermaga Desa Rangko ini, kita akan diarahan dan diantar oleh warga untuk naik motorboat menuju Goa Rangko. Kita bisa nyarter boat di sini dengan harga sekitar Rp. 300.000 pulang pergi atau kadang-kadang dihitung Rp. 50.000/orang pulang pergi. Waktu tempuh hanya sekitar 10-15 menit.
So.... ayo guyss berkunjung ke sini,,, kurang afdol rasanya ke Labuan Bajo kalau belum ke Telaga Goa Rangko, Terutama bagi para penikmat Goa. (Masykur Romeo/Adventure Zone)

Rabu, 03 Agustus 2016

Indahnya Pulau Kelapa, Bagaikan Raja Ampat




Pulau Kelapa adalah pulau terluar Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat, berlokasi di ujung timur dan berbatasan langsung dengan Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Secara administrastif termasuk dalam Wilayah Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.. Secara Geografis berada di tengah-tengah Perairan Selat Sape, Sebelah timurnya langsung berbatasan dengan Pulau Komodo dan sebe;ah barat langsung berbatasan dengan Pulau Sumbawa.

Pulau kecil ini termasuk pulau yang tidak berpenghuni tetap, namun di beberapa dataran pantai dihuni oleh petani musiman berasal dari Kecamatan Lambu, mereka menetap pada saat musim tanam, dan kembali lagi ke kampung setelah panen. Untuk mencapai pulau ini bisa dengan menyewa atau mencarter motorboat berukuran tanggung atau yang lebih besar Pelabuhan Sape, bisa melalui Pelabuhan Penyeberangan ferry, atau Pelabuhan Niaga Gusung Bugis. Lama tempuh sekitar 2 jam atau bisa lebih cepat bila menggunakan boat double engine (bermesin ganda). 
Pulau ini menawarkan keindahan yang luar biasa, mulai dari pantai yang bersih, keindahan bawah laut yang menawan, perbukitan savana nan eksotis, sampai dengan view Puncak yang membuat pandangan mata tak mampu berkedip.
Untuk mencapai Puncak Pulau ini dibutuhkan waktu trekking sekitar 1 jam, tetapi waktu ini bisa lebih lama jika sepanjang lintasan kita tidak menyia-nyiakan view yang indah untuk berfoto-foto. Karena hamparan padang dan bukit savana sepanjang perjalanan teramat sangat memanjakan mata. Jalur trekking nya sih cukup lumayan melelahkan, tapi rasa lelah itu akan terbayar impas begitu kita mencapai puncaknya. 
Di puncak Pulau ini kita akan langsung disambut oleh senyum ramah beberapa orang penjaga lampu mercusuar. Di sini terdapat beberapa bangunan kecil yang merupakan kantor dan mess bagi penjaga mercusuar. Ada juga bekas kantor lama yang dibangun waktu jaman penjajahan Belanda. Bangunan ini terbuat dari kayu yang sangat kuat, masih terawat dengan rapi walaupun tidak lagi digunakan, dan kita diperbolehkan tidur di bangunan ini, walaupun agak horor dikit (soalnya bangunan kuno).

Puncak Pulau Kelapa menghadirkan pemandangan yang luar biasa indah nya, ke segala arah mata memandang, hamparan padang dan perbukitan savana langsung menyambut pandangan. Laut yang mengelilingi pulau bagaikan hamparan permadani biru. Ke arah timur pandangan akan terbentur angkuhnya Pulau Komodo, ke arah utara kita bisa memandang Pulau Gilibanta dari Kejauhan, dan tegar nya Pegunungan Lambu di Pulau Sumbawa terlihat jelas ke arah Barat. Sementara ke arah selatan kita bisa langsung memandang garangnya Samudera Indonesia, dan yang paling membuat mata tak berkedip adalah indahnya gugusan pulau-pulau kecil di sebelah tenggara.

Waktu terbaik untuk trekking ke puncak Pulau Kelapa adalah di sore hari sekitar jam 16.00, karena matahari tidak begitu panas dan kita bisa langsung disambut oleh sunset yang indah di puncaknya. Dan menginap di puncak Pulau Kelapa merupakan pilihan terbaik, karena kita juga akan dimanjakan oleh indahnya sunrise keesokan pagi nya. Setelah puas menikmati indahnya Puncak, kita bisa langsung memutuskan untuk turun menikmati eksotisnya pantai, mandi atau snorkeling.

Setelah puas menikmati keindahan pulau ini, anda pasti ingin kembali lagi ke sana, dan mencantumkan tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata yang aduhai.
Ayo,,, tunggu apalagi,, Rayuan Pulau Kelapa mulai menggoda kan.....? (Masykur Romeo/Adventure Zone)